Jumat, 28 Oktober 2011

Hebat... Membatik Masuk Kurikulum Sekolah di Chicago


REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Pelajaran membatik akan masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah dasar dan menengah umum di Chicago, yaitu kota terbesar di negara bagian Illinois, Amerika Serikat, yang juga merupakan kota tempat kediaman pribadi Presiden AS Barack Obama berada.
Menurut keterangan yang diterima ANTARA dari Konsulat Jenderal RI di Chicago, pelajaran membatik akan mulai dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah Chicago Public School mulai tahun ajaran 2012.
Tidak hanya di sekolah-sekolah, pelajaran membatik juga akan diberikan kepada masyarakat umum Chicago Park District and Community Center.
Seperti yang diungkapkan Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI Chicago, Shirley Malinton, kepada ANTARA, untuk mempersiapkan dimasukkannya pelajaran membatik ke dalam kurikulum sekolah umum Chicago tahun 2012 nanti,maka KJRI Chicago akan memberikan pelatihan bagi guru-guru seni sekolah umum.
Pelatihan diselenggarakan atas kerja sama dengan Peace School dan Chicago Public School dan akan dilaksanakan pada 19 November mendatang.  Pelatihan "Batik Workshop for Art Educators" itu akan berlangsung di Douglas Park Cultural dan Community Center, Chicago, dan akan dipandu oleh Avy Loftus.
Salah seorang seniman dan pendidik asal Indonesia,Avy Loftus juga merupakan Pendiri dan Ketua Peace, Love and Hope Project, yaitu organisasi nirlaba yang berlokasi di Montreal Kanada. Selain oleh Avy, pelatihan juga akan diberikan oleh Dyah Kasir, pegawai setempat KJRI Chicago.
Menurut Sherly Malinton, pelatihan membatik pada 19 November nanti akan diikuti oleh 80 peserta yang terdiri atas guru-guru seni di sekolah-sekolah dasar dan menengah (Grade 1-9) Chicago.
Setelah menjalani pelatihan, para guru akan mengajarkan cara membatik dan membuat batik perca kepada murid-murid mereka --yang berusia 5-15 tahun-- sebagai bagian dari kurikulum pelajaran kesenian yang dikaitkan dengan misi perdamaian.

Kamis, 27 Oktober 2011

Feds pressure African dictator's son to surrender Ferrari, Michael Jackson's glove

 2011 Ferrari 599 GTO


 The U.S. government may soon own one of Michael Jackson's white gloves, a $530,000 Ferrari and a $30 million Malibu estate if it succeeds in seizing them from the son of a corrupt African dictator.

In a case kept hidden from public view until last week, the U.S. Department of Justice says it's pursuing more than $32 million in assets from Teodoro Nguema Obiang Mangue, whose father Teodoro Obiang Nguema Mbasogo has ruled over oil-rich Equatorial Guinea for 32 years -- and has been accused by authorities around the world of illicitly siphoning hundreds of millions of dollars for himself and his family.
A 2010 U.S. Senate report detailed how Obiang the younger, known as Teodorin, had moved $110 million into the United States through shell companies and anonymous transactions, propping up a hard-partying lifestyle that included spending $30 million on one of Malibu's largest mansions and a $38.5 million Gulfstream V jet. Obiang was also known to collect supercars like they were Hot Wheels, with at least 32 cars and motorcycles at one point, including eight Ferraris, two Bugatti Veyrons and a $2 million Maserati.
While the U.S. Department of Justice has said a probe into Obiang had been ongoing since 2004, the first signs of legal trouble for Obiang came from France, where authorities seized 11 of his cars last month, including the $2 million Maserati MC-12. While the Justice Department had sought seven cars from Obiang in California, its latest request mentions only one -- a 2011 Ferrari 599 GTO.

The documents unsealed last week in U.S. District Court in Los Angeles offer the first glimpse of the case built by the Justice against Obiang, accusing him of spending more than $100 million garnered from extortion and embezzlement in Equatorial Guinea. The feds also revealed how Obiang bought $3.2 million worth of memorabilia from Michael Jackson's estate earlier this year, including the white crystal-studded glove Jackson wore on the "Bad" tour, the MTV Music Video Award for "We Are The World" and several of the life-size figurines Jackson used to keep at his Neverland Ranch.

So far, no representatives of Obiang's has officially responded to the government's bid, and the Justice Department has not yet responded to a request for comment from Yahoo! Autos. Human Rights Watch, an advocacy group long critical of inaction against the Obiang family, has called on the United States and other countries to move against the clan despite their control over a key oil supply.

“The move to freeze TeodorĂ­n’s assets in the U.S. is overdue,” said Arvind Ganesan, business and human rights director at Human Rights Watch, in a statement. “But the real test will be if the U.S. government vigorously pursues the inquiry to its conclusion without letting diplomatic or business ties stand in the way.

Rabu, 26 Oktober 2011

SUKU BATAK

Tokoh-tokoh dari suku Batak
Amir Sjarifoeddin, Abdul Haris Nasution, Burhanuddin Harahap, Adnan Buyung Nasution, TB Simatupang, Sitor Situmorang
(dari kiri ke kanan)
BAHASA
Toba
Angkola
Karo
Simalungun
Pakpak
Mandailing
AGAMA
Kristen
Islam
Parmalim
Animisme
Orang batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan sebuah terma kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi ada pula yang menganut agama Malim dan juga menganut kepercayaan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun kini jumlah penganut kedua ajaran ini sudah semakin berkurang.

SEJARAH

Orang Batak termasuk ras Mongoloid Selatan yang berbahasa Austronesia namun tidak diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum).Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatra Utara di zaman logam. Pada abad ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal.

Kepercayaan

Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu.
Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
  • Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
  • Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
  • Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.
Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.

 Salam Khas Batak
Tiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun masih ada dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri masih memiliki penyebutan masing masing berdasarkan puak yang menggunakannya
1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!”
2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!”
3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!”
4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!”
5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”

Kekerabatan

Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan (genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.
Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Adat adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Artinya misalnya Harahap, kesatuan adatnya adalah Marga Harahap vs Marga lainnya. Berhubung bahwa Adat Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan waktu dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar daerah.
Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan adat, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada dasarnya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat.
 Rumah Adat Batak Toba

Tarombo

Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak khusunya kaum laki-laki diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga.

Kontroversi

Sebagian orang Karo, Angkola, dan Mandailing tidak menyebut dirinya sebagai bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena pada umumnya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa lain. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sebagai Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pemimpin politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber lainnya menyatakan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang membuat etnik Kristen yang berada antara Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak dapat diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, akibat pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut.
Konflik terbesar adalah pertentangan antara masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak untuk sebagain besar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur budaya dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sebagai bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922), dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009).
Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sebagai etnis Batak.


 Kesenian
 
Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang .


Mata Pencaharian
 
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga mandapat tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan .
Perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak antara lain perternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau Toba.
Sektor kerajinan juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitanya dengan pariwisata.


 Referensi
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak